Puasa didefinisikan sebagai suatu kegiatan ibadah menahan
diri dari nafsu makan, minum, syahwat dan sebagainya dimulai dari terbitnya
matahari (subuh) hingga terbenamnya matahari (maghrib). Puasa merupakan salah
satu ibadah yang lumayan konfidensial. Kenapa? Karena puasa merupakan ibadah
yang tak nampak dari lahir seseorang. Untuk itu ia menjadi rahasia antara si
pelaku dan Tuhan. Beda cerita jika seseorang nekat mencium aroma yang terdapat
di mulut seseorang yang tengah berpuasa hanya untuk sekedar mengetahui apakah dia berpuasa atau tidak. Bisa – bisa dia
pingsan nanti.
Tetapi ada satu tabiat –barangkali bisa disebut rutinitas tahunan—dimana,
di Indonesia, menjelang hari pertama bulan puasa, selama dan setelah bulan
puasa, harga – harga bahan pokok menjadi berkali – kali lipat harganya. Para
pengamat ekonomi berpendapat bahwa yang terjadi saat ini adalah sistem ekonomi
yang sangat – sangat dasar yaitu supply
and demand. Dimana ada permintaan, di situ ada penawaran. Nah yang terjadi
di Indonesia menjelang bulan puasa sekarang ini ialah harga – harga barang kian
naik, yang berarti, demand – nya lebih tinggi daripada supply. Ini merupakan indikator bahwa daya konsumsi
masyarakat Indonesia cenderung lebih tinggi pada bulan puasa ketimbang bulan – bulan lainnya.
Beras naik, gula naik, daging – dagingan naik, kacang –
kacangan naik, semua naik menjelang puasa. Kenapa demand kita lebih tinggi dari supply
dibulan puasa? Kenapa daya konsumsi kita kuat justru malah dibulan puasa? Yang
kasarnya, kita diperintahkan untuk lebih bisa menahan diri. Untuk bisa lebih
tenggang rasa kepada sesama. Untuk bisa merasakan bagaimana keadaan perut
saudara – saudara kita yang kurang beruntung di luar sana selama 11 bulan ke
belakang .
Contoh kecil dari kasus ekonomi diatas ternyata ada
disekitar kita.
Kita pasti punya keluarga, teman ataupun hanya sekedar
kenalan yang menderita laper mata. Iya,
laper mata. Yang sebelum berbuka menyempatkan ke pasar atau tempat membeli
takjil. Niatnya membeli seperlunya tapi saat dihadapkan pada situasi dimana
terdapat banyak variasi makanan dan minuman, ia kalap.
Sebut saja si John, John Wick nama lengkapnya. Si John ini
bingung. Menjelang berbuka, John hanya punya teh manis hangat dan kurma. Dia
ingin sesuatu yang lain untuk menemani cangkir teh dan kurmanya agar mereka tak
kesepian. Maka pergilah ia ke pasar. Pasar Benhill kalo tidak salah sebut.
Sesampainya disana, tergelar puluhan lapak dan juga jajanan yang bermacam rupa.
Sejauh mata memandang, sepanjang pinggir jalan itu, hanya takjil yang terlihat.
Semua tampak berwarna – warni, beraroma. Seakan – akan takjil itu dapat berbicara,
merayu kepada setiap manusia yang lewat untuk membeli dirinya. John pun mulai
berkeliling mencari takjil yang cocok untuk perutnya kelak.
|
John Wick ke pasar Benhil untuk membeli takjil, gokil... |
“Wah, buka puasa mah
enaknya pake gorengan nih, beli ah...”
Ucap John dalam hati.
Maka dibelinya gorengan lengkap dengan cabe – cabeannya.
“Eh tapi nanti abis
makan gorengan pasti seret , es kelapa boleh nih..”
Ucap John masih dalam hati.
”Aduh itu kolak lucu
amat warna – warni gitu. Pengen...”
Maka dibelinya kolak pisang, singkong dan bermacam umbi –
umbian didalamnya, lengkap.
“Hmm. Abis teraweh
pasti laper. Ada sate padang lagi, cuss...”
“Ya Allah, es
cendol!!!!!.....”
Begitu terus kira – kira sampai tentengan si John dirasa
sudah cukup membebani lengannya yang kekar dan berbulu itu.
Sesampainya di rumah, John langsung mengeluarkan isi kantong
kresek hitam yang penuh sesak itu. Ditempatkannya kedalam wadah – wadah berupa
piring dan mangkok. Dan tanpa ia sadari, luas meja makan telah habis space nya
untuk menampung takjil tersebut.
Bedug magrib tiba. John memanjatkan doa berbuka puasa. Lalu
ia meminum teh manis hangat yang semula memang telah ada dirumahnya. Setelah
itu ia mengambil beberapa kurma lalu mulai memakannya dengan khidmat. Tak kurang
dari 3 biji. Itu sudah sunah Nabi, pikirnya. Setelah itu ia memakan gorengan yang sedari
tadi menatap iri pada kurma yang sudah terlebih dahulu masuk ke perut
majikannya. Gorengan itu rupanya begitu nikmat. Sampai – sampai tak terasa
sudah habis 5 biji dia makan.
Gorengan habis, seret pun terasa. Ia lantas terpikir untuk
menambahkan es batu pada teh manisnya yang masih tersisa banyak di teko. Tanpa
pikir panjang, ia menggelontorkan beberapa bongkah es batu kemudian dengan
sedikit adukan sendok jadilah isi teko itu seperti yang biasa disebut – sebut dimenu
kafetaria hits ala barat, Iced Tea. Ia
menuangkannya kedalam gelas penuh lalu meminumnya. Setelah seret itu hilang, ia
menyambar gorengan lagi. Gorengan habis, ia meminum iced tea itu lagi. Begitu seterusnya.
Begitu terus sampai gorengan dikantong kresek hitam itu
tandas. Dengan gestur mengelus – elus perut dan rahang yang terlihat kelelahan,
John kekenyangan. Ia seperti ular telah menelan seekor kambing bandot
umur 5 tahun mentah - mentah dan siap untuk berhibernasi sepanjang tahun. Ia kekenyangan dan dilanda kantuk yang teramat berat. Ia pun
tertidur diatas meja makannya.
Sebab suara piring terbanting dari meja dan pecah, John pun
terbangun dari tidur cantiknya. Sambil memicingkan mata ia melirik jam dinding
yang persis ada diatas meja makan. Ia terkaget waktu melihat jarum jam
menunjukan angka 4. Berarti ia telah tertidur diatas meja makan itu sekitar 8
jam. Lalu dia nampak kaget sekaligus menyesal setelah melihat meja makannya
masih banyak makanan dan minuman yang sama sekali tak ia sentuh selama berbuka
tadi. Semuanya telah basi dan masam rasanya. Ada satu yang tidak basi dan masih
bisa dimakan yaitu sate padang!. Tapi rupanya John kalah cepat dengan kucing
yang nyeloncong naik ke meja makan
dan menjatuhkan sate padang itu ke lantai. John pun sedih. Ia baru sadar ternyata dia hanya memerlukan iced tea, kurma dan gorengan saja untuk membuat perutnya senang. Ia tertunduk lesu
memandangi kucing itu.
Kucing yang tengah asik makan itu tiba – tiba berhenti.
Ia memandangi John, dalam.
John memasang wajah memelas.
Kucing itu lanjut makan lagi.
Itulah kira – kira gambaran tentang kondisi Indonesia selama bulan puasa
ditinjau secara mikro(biologis). Jadi janganlah berlebihan. Kalaupun mau berlebihan,
selalu sediakan rak makanan yang tak bisa dijangkau oleh kucing. Demikian.
*Membayangkan John Wick makan gorengan. Bala - bala ditangan kanan, cabe rawit ditangan kiri. Hmm...*